Rabu, 17 Februari 2016

MUSIM HUJAN, BANJIR, SAATNYA PANEN IKAN

Banjir tidak selalu berdampak buruk, terutama bagi warga yang berada dipinggir sungai di Kecamatan Lais, Musi Banyuasin. Banjir hampir terjadi setiap tahun akibat debid air meningkat di kedua sungai yang melintasi dareah tersebut, sungai Musi dan sungai Batang Hari Leko.

Seperti dialami warga Desa Epil, Kecamata Lais, Musi Banyuasin. Terlihat warga tidak lagi sedih, atau sedihnya sedikit berkurang karena banjir musiman yang kerap terjadi diwilayah mereka, biasa meninggalkan suasana gembira, warga berbondong-bondong menuju aliran sungai kecil, atau parit dipinggir jalan untuk menangkap ikan. Banyak ikan kecil berada di aliran-aliran air tersebut. Kegiatan menangkap ikan memakai "tangkul" secara sederhana inilah yang menjadi penghilang rasa sedih karena rumah-rumah mereka terendam air.

Tangkul atau peralatan menangkap ikan menggunakan bambu sebagai pengungkit, kemudian jaring dari bahan nilon teransparan berbentuk segi empat diikaitkan pada empat sisi bilah bambu, biasanya berjejer di bibir gundukan tanah aliran air, warga ramai-ramai menangkap ikan seluang menggunakan peralatan tersebut. tua, muda, ibu-ibu bahkan tidak jarang bapak-bapak juga turut andil menikmati suasana ceria dengan penuh canda tawa.

Suasana gembira seperti itu, sejenak melupakan kesedihan akibat banjir yang terjadi terus-menerus, hampir setiap musim hujan, banjir selalu datang. bahkan dari jaman dahulu banjir masih terus menghantui warga disepanjang bibir sungai Batang Hari Leko ataupun sungai Musi. Berbeda dengan banjir didaerah lain, banjir dibeberapa desa tersebut tidak terlihat upaya penanggulangan yang nyata. Mungkin, warga dan pemerintah setempat sama menganggap banjir sebagai suatu yang wajar, bahkan sudah tradisi. Mungkin.

Banjir yang selalu terjadi inilah sebagai salah satu penyebab kenapa rumah warga yang berada di desa yang dilintasi Sungai Batang Hari Leko, ataupun Sungai Musi, memiliki tiang-tiang tinggi, karena kalau rumah tidak bertiang, bisa ditebak sendiri, rumah akan tenggelam sampai atap, saat banjir besar melanda. Maka, tidak heran kalau dijumpai rumah warga memiliki tiang diatas empat meter pada bagian dapur yang menghadap sungai. Dari jauh akan terlihat menjulang tinggi, apalagi kalau dilihat dari arah sungai.

Dahulu, pernah ada upaya dari pemerintah kabupaten untuk memasang turap penahan air dipinggir sungai Batang Hari Leko yang berada di Desa Epil, Kecamatan Lais, Musi Banyuasin. Ada beberapa titik yang sudah terpasang, namun sejak putra daerah asli warga desa tersebut sudah tidak menjabat sebagai Bupati, entah kenapa proyek tersebut seperti terbengkalai. Turap dibiarkan terpasang tanpa penyelesaian, bahkan kini, banyak yang sudah dilubangi warga, pada bagian dinding nya, karena menghalangi akses ke sungai, apalagi saat air surut, turap tersebut seolah-olah berubah menjadi dinding tinggi pemisah daratan dengan air, akibat pada bagian daratan tidak ditimbun tanah.

Saat air kembali surut, ikan tidak lagi dengan mudahnya ditangkap, warga Desa Epil sangat berharap, proyek tersebut cepat diselesaikan. Semoga.

1 komentar:

  1. Thanks infonya, jangan lupa kunjungi website kami https://bit.ly/2OOjO7O

    BalasHapus