Selasa, 27 Oktober 2015

Prihatin Sekolah Perusak Akidah, Kakek Husen Asal Lubuklinggau Berjuang Dirikan Sekolah Islami

"Terus terang, awal mula sekolah ini didirikan karena hati Saya tersentuh, saat beberapa tahun yang lalu. Ketika terima kunjungan anak dari keponakan saat lebaran, ketika makan bersama, anak tersebut berdo'a bukan dengan cara Islam, melainkan seperti ini", ujar Haji Muhammad Husen saat membuka acara pertemuan wali murid, sambil tangan nya menunjuk-nunjuk dada kiri-kanan dan dahi. "Begitu teganya mereka, mengajarkan anak Islam seperti itu". Ujar nya meneruskan.

Haji Muhammad Husen atau yang biasa dipanggil Kakek, tampak sangat bersemangat saat menceritakan pengalaman nya tersebut, seperti terus membekas di hati Kakek Husen. Sehingga, dengan segala macam cara, termasuk mengurungkan niat untuk membangun rumah yang telah menjadi rencana keluarga, demi membangun sebuah Sekolah berbasis Agama, Pesantren Persatuan Islam No. 267 di Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Lubuklinggau.

Sampai saat ini (27/10/2015) Pesantren tersebut memiliki tingkat pendidikan RA atau setingkat TK/PAUD dan SD, yang masing diberi nama: RA Persis No. 303 "Az-Zahira" dan SD Islam Persis "Az-Zahira". Walau masih dalam tahap pembangunan, beberapa gedung sekolah sudah berdiri kokoh, siap menunjukan eksistensinya.

Menarik untuk disimak dan diresapi, alasan sang Kakek Husen medirikan sekolah tersebut. Begitu banyak nya sekolah serupa bertebaran di lingkungan kita, begitu masifnya mereka menebarkan ajaran-ajaran selain akidah para siswa. Mungkin, bukan hanya Kakek Husen yang memiliki pengalaman seperti itu, bisa jadi, saudara, teman, atau tetangga Anda juga sama. Atau, mungkin juga keluarga Saya juga sama. Untuk itu, sebaiknya hati-hati dalam memilihkan sekolah untuk bua hati, jangan sampai orang tua berperan menjerumuskan Sang Anak kelubang siksa neraka.

Memang sih, kalau dilihat beberapa sekolah menjadi ajang penyebaran akidah, sudah menjadi rahasia umum, sering kita dengar, ada beberapa orang berpindah agama, gara-gara para orang tua salah memilihkan tempat menimbah ilmu buah hatinya.

Sebaiknya, para orang tua, bersifat bijak dalam memilihkan tempat mendidik anak nya, terutama orang tua yang beragama Islam. Jangan hanya tergiur dengan megahnya bangunan, Jangan hanya tergiur dengan elite nya, lalu apalagi? Oh iya, Jangan hanya tergiur dengan embel-embel status sosial sebuah sekolah, sehingga merelakan akidah anaknya, berlahan-berlahan tertukar.

Tulisan ini bukan bermaksud mengajari Anda. Tetapi, hanya sedikit memberikan masukan, belajar lah dari pengalaman Kakek Husen, jangan sampai pengalaman serupa terjadi pada Anda. Mari, bersama-sama saling meningatkan dalam kebaikan.

Satu lagi, semoga niatan Kakek Husen untuk terus mengembangkan sekolahnya, segera terwujud. Sehingga,  ke khawatiran sifat anak didik berubah setelah keluar dari sekolah yang sangat agamis tersebut tidak akan terjadi. Yakin, karena Allah, niatan baik untuk menyelesaikan bangunan gedung untuk SMP segera terwujud. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar